Trimakasi anda sudah berkunjung di Opalima-Wene. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Latest Post

Angkatan 2020 bukan Lulusan Corona

Written By Frengky_Nayak on Selasa, 19 Mei 2020 | 19 Mei

Foto: Ilustrasi

Angkatan 2020 bukan Lulusan Corona
Pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 dunia mengalami goncangan wabah corona atau covid-19. Bahkan hingga memasuki pertengahan tahun 2020 Indonesia sendiri yang juga mengalami wabah corona, belum dapat dikatakan terbebas dari wabah corona. Penyebaran virus corona yang masif membuat virus ini mudah menyebar pada seluruh kalangan masyarakat. Wabah corona ini berdampak pada beberapa aspek kehidupan masyarakat, seperti kesehatan, ekonomi, sosial masyarakat dan terlebih khusus pendidikan. Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem ‘belajar dari rumah’ agar mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiwa sehingga dapat menekan penyebaran virus corona.  Pemerintah pun membatalkan Ujian Nasional  (UN) tahun 2020 karena penyebaran virus corona yang semakin luas. Hal ini membuat siswa-siswi pelajar SMA, SMP, dan SD angkatan tahun 2020 tidak mengikuti UN.
Akibat dari ketidakikutsertaan para pelajar inilah yang membuat beberapa kalangan masyarakat mencap angkatan tahun 2020 sebagai angkatan corona yang lulus karena corona, angkatan yang lulus karena mendapat gife away dari pemerintah, angkatan yang tidak memiliki perjuangan, angkatan yang lulus secara cuma-cuma,angkatan yang lulus jalur virus, dan sebagainya. Hal ini merupakan pemikiran atau pandangan tidak tepat. Beberapa kalangan masyarakat tersebut tidak dapat mengatakan bahwa angkatan 2020 merupakan angkatan corona atau angkatan yang lulus  karena corona, sebab angkatan 2020 pun memiliki perjuangan yang sama dengan angkatan sebelumnya, yang membedakan angkatan tahun 2020 tidak mengikuti UN.
Ada beberapa alasan yang menjadikan angkatan 2020 bukan angkatan corona. Angkatan 2020 tidak mengikuti Ujian Nasional (UN) bukan karena kesengajaan tetapi karena ketidaksengajaan yang merupakan dampak dari wabah corona yang menggoncang Indonesia dan dunia. Penyebaran virus corona yang masif membuat masyarakat harus tetap tinggal di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, akibatnya segala aktivitas masyarakat terlebih khusus proses belajar di sekolah harus ditiadakan untuk sementara waktu. Pemberlakuan belajar di rumah merupakan langkah pemerintah yang baik sebagai solusi guna mengatasi kepasifan belajar di tengah pandemi covid-19, namun berdampak pada proses persiapan ujian bagi siswa-siswi kelas akhir di setiap tingkatannya.
Lalu bagaimana dengan Ujian Nasional sendiri? Ujian Nasional merupakan parameter atau standar kelulusan pendidikan di Indonesia untuk kelas-kelas akhir setiap tingkatan persekolahan. Ujian Nasional diadakan sebagai pertimbangan kelulusan di suatu jenjang persekolahan tertentu. Siswa-siswi akan dinyatakan lulus ketika mampu memenuhi nilai yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Namun dengan berjalannya waktu, proses pelaksanaan UN sangat di pertanyakan kredibiltasnya karena kecurangan-kecurangan yang sering terjadi walau tidak semua pelajar melakukan kecurangan.  Untuk angkatan 2020 sendiri tidak mengikuti UN karena wabah corona, sebagai pengganti nilai kelulusan, pemerintah menggunakan akumulasi nilai USBN (Ujian Sekolah Berbasis Nasional), Ujian Praktek yang dilakukan di sekolah masing-masing dan akumulasi nilai raport. Penggunaan nilai raport dan nilai ujian-ujian sekolah sendiri dapat dikatakan  efektif dalam menentukan kelulusan karena nilai raport dan nilai-nilai dari sekolah itu merupakan bukti nyata perjuangan para pelajar selama beberapa tahun belajar di sekolah. Nilai raport dan beberapa nilai ujian yang berasal dari sekolah merupakan nilai murni hasil pembelajaran siswa-siswi karena kemungkinan terjadi kucurangan dalam setiap proses dapat dikatakan cukup kecil. Pengawasan guru-guru dan proses pembelajaran dalam kelas secara langsung membuat guru mengetahui karakter dan kemampuan siswa sehingga dapat memberi penilaian yang sesuai.
Untuk proses Ujian Nasional sendiri tidak semua pelajar senang dengan ketiadaan UN ini. Ada berapa dari antara para pelajar memiliki target yang akan dicapai pada saat UN (contohnya penulis dan beberapa teman-teman dari penulis). Menurut informasi yang di dengar oleh penulis, UN juga digunakan untuk menentukan akreditasi sekolah. Sekolah harus mampu memenuhi bahkan melampui standar nilai oleh pemerintah agar sekolah dapat memiliki akreditasi yang baik. Kalaupun harus melaksanakan Ujian Nasional Online maka akan terjadi banyak kecurangan karena kebebasan pengaksesan situs internet yang menjadi sumber jawaban.
Jika dilihat dari sisi moral, kalau saja wabah corona ini terjadi pada tahun angkatan masing-masing masyarakat, apakah masyarakat tersebut senang disebut angkatan corona? Angkatan yang lulus hanya karena corona, lalu sebagian kalangan masyarakat tidak menghargai perjuanganmu. Hal ini sangat berdampak pada psikologi anak yang merupakan angkatan tahun 2020 karena ia merasa bahwa  perjuangannya selama ini tidak dihargai. Ia akan merasa tertekan apalagi jika ini dilakukan oleh keluarga atau saudara-saudarinya sendiri. Sebagai angkatan 2020, harapannya semua kalangan masyarakat memberi dukungan lebih kepada angkatan 2020 agar terus berjuang di tengah pandemi ini. Setiap kalangan masyarakat harus memahami penyebab angkatan tahun 2020 tidak dapat mengikuti UN, bukan sebaliknya menjatuhkan angkatan 2020. Angkatan tahun 2020 pun tidak merayakan perpisahan bersama teman-teman dan guru-guru karena tidak dapat berkumpul bersama.
Lalu bagaimana solusi agar kalangan masyarakat lain diluar sana percaya bahwa angkatan 2020 lulus dengan perjuangan mereka? Langkah pemerintah untuk menggunakan akumulasi nilai raport dan nilai-nilai ujian dari sekolah sudah efektif untuk menentukan kelulusan para pelajar (baca penjelasan di atas). Jika UN Online yang akan terjadi adalah kecurangan dan kebocoran soal ujian dimana-mana. Lagipula tidak revelan jika harus mengadakan UN setelah berakhirnya wabah ini karena yang pasti waktu akan terus berputar dan akan berpengaruh pada proses pendidikan kedepannya.
Akhir kata, setiap angkatan memiliki cerita yang berbeda. Kita tidak dapat memaksakan sesuatu di tengah bencana kemanusiaan seperti ini. Kalaupun angkatan 2020 tidak mengikuti UN, itu bukan kesengajaan melainkan karena situasi/kondisi yang tidak memungkinkan. Setiap kalangan masyarakat harus sadar akan penyebab ditiadakannya UN tahun 2020. Untuk kedepannya biarlah setiap pribadi dari angakatn 2020 menjalani seleksi alam untuk bertanggung jawab atas kualitas diri mereka.

Penulis:
Clara Matuan

Daftar Bawaslu, ada ASN terindikasi palsukan tanda tangan bupati

Written By Frengky_Nayak on Senin, 16 Juli 2018 | 16 Juli

suasana di kantor sekretariat tim seleksi calon anggota Bawaslu Jayawijaya,Tolikara dan Yalimo-Sumber Jubi
Wamena, Opalima-wene – Tim seleksi calon anggota badan pengawas pemilu (Bawaslu) untuk tiga kabupaten yaitu Bawaslu Jayawijaya, Yalimo dan Tolikara telah menjaring 61 calon yang lolos pemberkasan.
Sekretaris tim seleksi anggota Bawaslu tiga kabupaten, Welis Doga mengatakan, dari jumlah 43 orang yang mendaftar untuk Jayawijaya, 23 oarang dinyatakan lolos administrasi dan 10 orang di antaranya berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Untuk Yalimo dari 18 yang daftar, 15 orang yang lolos dan untuk Tolikara dari 30 orang yang daftar 23 dinyatakan lolos untuk ikut tes tertulis yang akan dilaksanakan di kantor BKN wilayah IX Papua di Jayapura 21-22 Juli 2018,” kata Welis Doga kepada wartawan di Wamena, Senin (16/7/2018).
Dari sejumlah pendaftar berstatus ASN banyak ditemukan surat rekomendasi yang bermasalah, yaitu adanya dugaan pemalsuan tanda tangan bupati maupun Sekda.
“Banyak ditemukan perbedaan surat ijin atau rekomendasi bupati untuk para calon yang berstatus ASN, seperti beda nomor surat, ada juga nomor surat ditulis tangan hingga indikasi pemalsuan tanda tangan pimpinan daerah atau Pembina ASN,” katanya.
Bahkan, ada juga surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh kepala distrik, sehingga hal-hal seperti ini yang telah digugurkan oleh tim seleksi. "Tim seleksi akan tetap melihat berkas yang lolos, apakah semua itu betul rekomendasi resmi atau tidak,” kata Welis.
Ketua timsel Bawaslu Jayawijaya, Yalimo dan Tolikara, Leo Himan menambahkan, sejak pendaftaran  dibuka 2-8 Juli 2018, jumlah pendaftar masih  belum memenuhi kuota. Karena itu, pihaknya memutuskan melakukan perpanjangan hingga 11 Juli 2018.
“Tanggal 11 Juli 2018 itu telah kami tutup pendaftaran, hingga hasilkan 61 orang yang berhak lolos ke tes tertulis di Jayapura untuk tiga kabupaten,” kata Leo Himan.
Setelah tes tertulis akan dilakukan juga wawancara, tes kesehatan dan juga psikotes dan akan ditetapkan lima komisioner bawaslu untuk Jayawijaya, tiga untuk Yalimo, lima untuk Tolikara. (*)
Copyright ©jubi "sumber"

“POLITIK Itu SENI”

Written By Frengky_Nayak on Kamis, 31 Mei 2018 | 31 Mei

Inilah diriku...
Tak pernah ada kata istemewa
Tak ada kisah indah bisa tercipta
Ceritaku selalu sama
Menawarkan patamorgana
Merancang jitunya kecurangan
Melukiskan tinta kekecewaan Rakyat
Hanya mengukir luka ditubuh
Dari masa ke masa
Begitu banyak ku potong ribuan pita pembangunan
Begitu banyak pula ku potong hak hak rakyat
Tanpa terbersit rasa kasihan
Senyum simpul yang ku tampilkan
Simbol jari yang ku acungkan
Hanya sebatas kode
Kode-kode kemunafikan
Akulah setetes nila yang merusak susu sebejana
Akulah pondasi utama palsu sebuah cinta
Akulah politik
Akulah seniman
Seni membumbui setiap kata
Seni memanipulasi data
Akulah politik
Akulah seniman
Seni membuat perangkat
Seni membunuh lawan kelas kakap
Disaat aku, politik berkarya
Aku bisa membuat keonaran
Banyak orang menjadikan aku kambing hitam
Banyak hal yang kuterima
Kritik, saran, bahkan ada hinaan dan juga cacian
Sering ku dengar suara hati rakyat
Yang berucap sambil merangkah
“Bilakah kiranya hatiku damai
Kapankah makmur nan permai
Adakah rasa membawa cinta
Hati ini sudah lama terkulai”
“Adakah kata tanpa dusta
Manakah janji yang kau cipta
Ketika kursi kau duduki
Rakyat mati akan sumpahmu tadi”

By Frengky__A.

Pesawat kargo tergelincir di Wamena Papua, mesin terlepas

Written By Frengky_Nayak on Jumat, 25 Mei 2018 | 25 Mei

Sebuah pesawat kargo milik maskapai Jayawijaya Dirgantara trgelincir ketika mendarat di bandara Wamena, Papua, mengakibatkan salah satu mesin terlepas.
Pesawat jenis Boeing 737/200 dengan nomor registrasi PK-JRM yang mengangkut beras bulog, sembako, semen dan berbagai muatan lain seberat 12,557 kg itu terbang dari Jayapura.
Saat mendarat di bandara Wamena pada pukul 14.07 WIT (16.07 WIB), pada awalnya pendaratan berlangsung normal, kata pelaksana harian kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Wamena, Ferdy Halattu kepada wartawan di kantor bandara Wamena, Jumat (25/5).
Namun kemudian salah satu mesin terlepas dan jatuh, mengakibatkan pesawat oleng.

"Pada saat touch atau sentuhan kedua terjadi, mesin sebelah kanan lepas dan pesawat oleng da membelok ke arah kiri, lalu masuk ke rerumputan, kurang lebih 800 meter dari pendaratan, dan berhenti sesudah kurang lebih 800 meter," kata Ferdy Halattu pula seperti dilaporkan Yuliana Lantipo, seorang wartawan di Papua.
"Tidak ada korban jiwa," katanya pula. Menurutnya, pesawat diterbangkan oleh seorang pilot, seorang ko-pilot, dan seorang teknisi, dan tidak mengangkut penumpang.







Setelah kejadian, pihak Bandara Wamena langsung melakukan pembersihan runway yang terdapat serpihan puing pesawat, karena masih ada sejumlah empat penerbangan dari Wamena ke Jayapura yang sempat terhambat.
"Ada pesawat Herkules, pesawat penumpang Trigana dan Deraya serta pesawat-pesawat kecil dari pos-pos yang terhambat. Kita lakukan pembersihan runway secepatnya sehingga kita buka bandara pukul 16.00 waktu setempat (18:00 WIB) dan sekarang ini kondisi bandara normal kembali," kata Ferdy Halattu.






Ferdy Halattu mengakui, jarak badan pesawat yang teronggok itu dengan pinggir runway hanya sekitar 50 meter.

"Tetapi untuk saat ini setelah lihat kondisinya, dengan dengan jarak, dirasa cukup (sehingga bandara Wamena tetap) bisa digunakan terbang dan mendarat pesawat.
"Keadaannya, masih bisa untuk digunakan kegiatan takeoff dan landing. Meski di dalam aturan tidak bisa, tetapi karena kondisi di Wamena harus buka bandara dengan upaya sebaik mungkin, bandara dibuka tetapi tidak mengabaikan dari sisi keamanan dan keselamatan," katanya




Sejumlah gambar yang disebarluaskan di kalangan wartawan menunjukkan salah satu mesin yang terlepas tergeletak di landasan pacu, dengan ceceran bahan bakar di atas aspal.

 Sumber :bbc
 Posted  :By_frengky


 

SALAM OLARAGA OPM IPMAPA MALANG.

Written By Frengky_Nayak on Kamis, 22 Maret 2018 | 22 Maret

Foto Licen 2017 //Tunas Baliem FC
           Opalima-Wene ,Malang, Dalam waktu dekat, tepatnya Bulan April 2018, Mahasiswa Papua dan Papua Barat yang berstudy di kota Malang jawa Timur, akan mengelar Liga Bergengsi antar Organisasi daerah (Orda)  Papua yang berada di Bawah Naungan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua ( IPMAPA ) Malang yang Namanya Liga Cendrawasih ( Licen).

Licen kali ini yang menjadi tuan rumah adalah Orda Yahukimo oleh sebab itu, Panitia licen melalui sekertarisnya, Alex ander Kaningga mengatakan Pertandingan sekaligus pembukaan Licen akan dilaksanakan pada awal bulan april di Stadion Gajayana, Kota Malang.

Selain itu panitia  juga mengatakan, Persiapan sampe sejauh ini sudah mencapai 90% dan untuk pendaftaranya sudah 20 team dari tiap orda.

“ Kami sudah melakukan persiapan dan untuk ini adalah tanggung jawab kepada kami Orda Yahukimo dari  Ipmapa Malang Maka Kami siap Melaksanakan,
dan Untuk persiapan sudah 90%.

Oleh sebab itu, kami panitia  mengharap agar semua bisa berpartisipasi dalam kegiatan liga Cendrawasih. Kami harap semua Orang Papua di Malang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini, karena ini kegiatan milik kita semua yaitu Orang Papua Malang ( OPM)

Salam Sport….!

By Frengky

Ibu Kandung Jadi Tersangka Pembunuhan Bocah Clarita

Written By Frengky_Nayak on Rabu, 14 Februari 2018 | 14 Februari

Stop Tersangaka Pada Generasi Penerus Ras Melanesia
"Tersangka tidak memberi makan dan meninggalkan Clarita di luar rumah di suhu dingin"

OPALIMA-WENE WAMENA -- Kepolisian Resor Jayawijaya, Provinsi Papua menetapkan mama kandung dari bocah perempuan bernama Clarita diduga sebagai pembunuh anaknya itu. Akibat penyiksaan fisik bekepanjangan yang diterima, Clarita yang sempat dirawat di RSUD Wamena menghembuskan napas terakhir.
Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Ahad (21/1), mengatakan, mama korban mengakui perbuatan kasar terhadap bocah usia sembilan tahun ini sudah dilakukan sejak September 2017 lalu. Namun ibu dari Clarita tidak langsung ditahan.
"Pelaku adalah ibu kandung sendiri atas nama Rolina Wahyuni, sudah kami amankan tadi malam. Cuma karena dia lagi hamil, sehingga kita titip di PPA Mapolres," kata Kapolres.
Sebelum meninggal pada Jumat lalu, bocah yang duduk di bangku SD itu sempat disekap, tidak diberi makan dan dikucilkan oleh ibunya. Seperti membiarkan Clarita tinggal di luar rumah saat hujan dengan suhu di Jayawijaya yang sangat dingin dan hanya memeluk satu boneka kecil.
"Ada juga bekas-bekas sulutan rokok, dan kemungkinan terbakar karena air panas juga, sehingga itu yang membuat badan anak ini menjadi panas. Anak ini termasuk disekap, sehingga kalau keluarga ada yang datang dan menanyakan anak ini, dia (ibunya) bilang Clarita dibawah sama om-nya ke Jayapura. Dia juga tidak diizinkan ke sekolah," katanya.
Dari hasil visum pihak rumah sakit yang diterima kepolisian, anak perempuan ini meninggal dunia karena banyaknya luka di tubuhnya. Kakak dari korban sudah mengakui perbuatan mamanya.
"Suaminya yang sekarang bekerja di Lanny Jaya, juga sudah pernah menegur istrinya, tetapi perempuan (mama korban) menyampaikan bahwa ini bukan anak kamu (karena tersangka pernah bercerai)," katanya.
Berdasarkan pengamatan kapolres, secara fisik pelaku tidak mengalami gangguan jiwa, sehingga perilaku itu dipandang sebagai pelampiasan amarah terhadap mantan suami yang merupakan ayah dari korban.
"Saya melihat mungkin karena ada konflik rumah tangga, yang mungkin mantan suami (ayah korban) mungkin masih menelepon atau apa-apa begitu, karena kalau dilihat dari sisi ekonomi, saya lihat rumahnya layak dan tidak mungkin orang menderita makan," katanya.

Sumber: Antara
Posted :Jack Fery

Ibu Kandung Ditetapkan Tersangka Pembunuhan Anaknya di Wamena

Warga Wamena, Papua menggelar aksi keprihatinan atas meninggalnya Clarita yang dibunuh ibu kandungnya.
WAMENA, OPALIMA-WENE - Penyidik Polres Jayawijaya akhirnya menetapkan ibu kandung korban berinisial RW (31) sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri, Claritha Tehila Agatha Cristie Tana (8) hingga meninggal dunia, Minggu (21/01/2018).

Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba mengatakan penetapan tersangka itu setelah penyidik memeriksa intensif ibu korban. Kini tersangka resmi menjadi tahanan Polres Jayawijaya.

Menurut Kapolres, tersangka sudah menjalani tes kejiwaan guna kepentingan penyidikan dan hasilnya tersangka tidak mengalami gangguan kejiwaan dan masih dalam kondisi sehat secara fisik dan psikis.

“Tersangka akan kita jerat dengan primer Pasal 80 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 ayat (3) KUHPidana dengan ancaman pidana kurungan 20 tahun penjara,” ucap Kapolres.

BACA JUGA: 56 Tahun Apakah Papua Sudah Merdeka?

Menurut Kapolres, saat ini masih menunggu keputusan pihak keluarga korban untuk melakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian korban. "Saya juga sudah mengimbau saat berkunjung ke rumah duka agar pihak keluarga untuk bisa menahan diri dan menyerahkan proses hukum kepada pihak kepolisian,” ucap Kapolres.

Sementara itu, ribuan warga Kota Wamena menggelar aksi keprihatinan terkait kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur hingga meninggal dunia. Aksi dengan menyalakan 1.000 lilin itu dipusatkan di rumah duka keluarga korban.

Mereka menyatakan duka mendalam atas kasus yang menimpa Claritha Tehila Agatha Cristie Tana, yang tewas mengenaskan setelah kerap dianiaya ibu kandungnya.

Dalam orasinya di Mapolres Jayawijaya, massa meminta pelaku pembunuhan agar dapat dihukum seberat-beratnya, sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Massa juga meminta Menteri PPPA Yohana Yembise untuk datang ke Wamena dan dapat mengawasi penegak hukum  menindaklanjuti kasus ini hingga ke tingkat Pengadilan.

Sebelumnya, penderitaan Clarita (8) menahan rasa sakit di sekujur tubuh akhirnya berakhir. Dia mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat 19 Januari 2018, setelah dua hari berjuang dan mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Wamena.

Kondisi tubuh Clarita saat pertama kali dibawa ibunya berinisial R ke rumah sakit sangat memprihatinkan. Dia sudah tidak sadarkan diri sejak awal masuk RS hingga dua hari perawatan dan ajal menjemputnya. Bagian kepala gadis mungil itu penuh luka terbuka dan luka bakar.

Keterangan seorang kerabat korban, Clarita diduga menjadi korban penganiayaan ibu kandungnya. Ibu korban diketahui telah bercerai dengan suaminya seorang anggota brigade mobile (brimob).

Sumber :iNews.id

TAG :#ibu kandung bunu anak    #polres jayawijaya   #wamena

Orang papua bicara Bahasa Jawa vs inggris

Written By Frengky_Nayak on Rabu, 06 Desember 2017 | 06 Desember





Asykk,, Ini adalah salah satu perempuan asal papua wamena puncak jaya, yang berhasil belajar bahasa jawa maka ,,kita harus patut beri jempol karena dia tidak melupakan, budayanya sendiri, karena banyak anak jaman sekarang yang lupa budayanya sendiri akibat kebanyakan belajar bahasa luar atau bahasa asing.

Anggon Ambik Papua wamena

Cara menulis Nama di Gambar dengan Photosop CS3



Cara menulis Nama di Gambar dengan Photosop CS3, Tutorial ini didedikasikan untuk semua orang tampa batasan umur bagi yang pengen belajar,
 namun jangan lupa kawan tuliskan saran atau kritik mengenai video ini secara singkat jelas dan mudah dipahami oleh publik.

56 TAHUN SUDAHKAH PAPUA MERDEKA?

Written By Frengky_Nayak on Senin, 04 Desember 2017 | 04 Desember

Ilustrasi.
Ya, negara kita west papua telah merdeka 56 tahun lamanya
Hingga masa demi masa penjajahan dari negara klonial Alias “Indonesia”
Sepertiga pun belum ada
kemerdekaan
penjajahan.
Apakah karena itu,
Kita, masih lebih suka dijajah
dari pada merdeka?
Cukup…. Ya TUHAN. Ku sebut namamu.!!
Lihatlah! Memang, tubuh kita bebas
dari jeruji-jeruji besi
dari belenggu-belenggu tali
dari acungan cambuk-cambuk pedati bumi cendrawasih
Tapi..
benarkah kita merdeka?
Terdengar di pojok-pojok warung kopi
"Kami belum merdeka."
Terdengar di cibir ibu-ibu merumpi
"Kami belum merasakan kemerdekaan."
Terdengar dari suara anggin “Perampasan terus terjadi”
Terdengar di relung-relung hati
"Seperti inikah kemerdekaan?"

Lalu, apakah itu kemerdekaan?
Mungkin kita perlu panjangkan telinga kita,
Kita telusuri
pingir-pingir bumi cendrawasi,
ujung-ujung pulau-pulau perbatasan,
lubang-lubang hutan pedalaman
lalu mari kita tanyakan :
"Merdekakah engkau?"
Ya, negri ini telah merdeka
56 tahun lamanya. Lalu :
Merdekakah kita?
Merdekakah kita?
Merdekakah kita?
Ku tak ingin bertanya padamu juga pada mereka
Hanya hati kecilku yang ingin ku tanya
"Merdekakah saya?"

Puisi Untuk Papua

Karangan Dari Frengky Alua.

TPN-OPM di Timika: Tidak Benar Ada Perkosaan dan Penyanderaanp

Written By Frengky_Nayak on Jumat, 24 November 2017 | 24 November

Personil kepolisian berjaga di lokasi unjuk rasa karyawan korban PHK PT Freeport Indonesia di Check Point Mile 28, Timika, Papua, Sabtu (19/8/2017). Karyawan korban PHK tersebut kecewa karena persoalan hubungan industrial antara pekerja dan manajemen PT Freeport Indonesia tidak kunjung selesai.


OPALIMA-WENE - Sehari setelah kerusuhan di Timika, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar memastikan konvoi kendaraan karyawan dari Timika ke Tembagapura mau pun sebaliknya terus berjalan dan tidak terganggu.

Sebelumnya, di kawasan itu terjadi kasus penembakan di Mil 60 pada Kamis (17/8/2017) dan aksi non-karyawan yang berujung rusuh di sekitar Check Point Mil 28 Timika pada Sabtu (19/8/2017) kemarin.
"Kami pastikan semuanya berjalan normal, tidak ada masalah. Sudah tidak ada lagi jalan yang diblokade," kata Boy Rafli di Timika, Minggu (20/8/2017).
Mengenai kasus penembakan, Boy menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi penembak kendaraan PT Freeport Indonesia di ruas jalan utama tambang Mil 60, Distrik Tembagapura, Mimika, Kamis lalu.
"Kelompok yang melakukan penembakan sudah kita identifikasi. Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan sudah menginvestigasi kasus ini," kata dia.
Boy mengatakan, pelaku penembakan di area Freeport memiliki senjata api dan diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror penembakan terhadap kendaraan PT Freeport.
"Patut diduga ada kaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Kami sudah punya data-data mereka. Mereka memang selalu bergerak di antara bukit-bukit yang berada di sekitar Mil 60 sampai Mil 68. Mereka juga beroperasi di antara Kali Kabur," ucap Boy.
Ia belum bisa menyebut secara rinci identitas kelompok kriminal bersenjata yang sering membuat teror penembakan di area PT Freeport tersebut dan belum bisa memastikan apakah kelompok tersebut terkait jaringan KKB pimpinan Ayub Waker.
"Kami belum bisa sebutkan. Tentu tinggal menunggu waktunya saja," kata dia.
Penembakan terjadi di ruas jalan utama tambang yang menghubungkan Timika-Tembagapura pada Kamis (17/8) terhadap kendaraan roda empat PT Freeport tepat di Mil 60, melukai satu anggota Brimob Polda Riau dan menyebabkan kerusakan beberapa bagian mobil.

Sumber :kompas.com
Posted By:frengky

Berita Pilihan

News

Postingan Populer

IBU ADALAH PAHLAWANKU.

Berbagi

 
Support : Creating Website | Nayak Bloger Cominuty | Kansas_Nayak
Nayak Bloger Comunity © 2017. OPALIMA-WENE - All Rights Reserved
Creating Website Published by Frengky alua
Proudly powered by Nayak Bloger comunity