Herman Yoku ketika berorasi di Kampung Skofro, Jumat (27/1). SYAIFUL/PAPOS |
Opalima-wene -Petisi online untuk kemerdekaan Papua yang digalang Kelompok Free West Papua (OPM) pimpinan Benny Wenda yang bermukim di Inggris menjadi viral di dunia maya. Bahkan petisi itu ramai diperbincangkan beberapa kalangan di Papua.
Sejumlah rakyat Papua menyatakan dengan keras menolak petisi online tersebut. Salah satu aksi penolakan dilakukan oleh puluhan warga Papua itu berlangsung di Perbatasan RI-Papua Nugini tepatnya di Kampung Skowpro Keeroom, hanya 200 meter dari Markas OPM Viktoria PNG, Jumat (27/1).
Dalam aksi tersebut dihadiri Kepala Kampung Skowpro Soleman Kroom, Ondoadi Skowpro Yakob Kamar, sejumlah warga membawa beberapa pamphlet dan spanduk yang bertuliskan ‘’NKRI harga mati, petisi online tidak sesuai dengan kesepakatan perjuangan di PBB 1 Mei 1963, Barisan Merah Putih Kabupaten Keerom menolak petisi online Kemerdekaan Papua.
Mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka, Herman Yoku yang kini menjabat sebagai Ketua Barisan Merah Putih Kabupaten Keerom menegaskan, Papua merupakan bagian NKRI yang sah dan diakui dunia.
"Kami menolak segala kegiatan OPM termasuk pembuatan petisi online untuk Kemerdekaan Papua. Sebab, rakyat Papua tidak lagi menginginkan janji-janji dari sekelompok orang, akan kemerdekaan Papua dan yang kami mau hanya sentuhan pembangunan, bukan janji-janji yang tak jelas dan tak berujung," tutur Herman.
Herman pun meminta tidak ada lagi kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan rakyat Papua untuk menyuarakan kemerdekaan Papua.
“Sudah cukup, jangan korbankan masyarakat lagi demi petinggi TPN/OPM untuk kepentingan pribadi mereka. Jangan sampai kita tinggalkan warisan yang salah untuk anak cucu kita, biarkan anak muda dan generasi kita membangun kampung kita,” tegasnya dalam pernyataannya.
Penolakan serupa juga disampaikan Soleman Kroom, Kepala Kampung Skowpro yang lama bermukim di Papua Nugini. "Jangan jual-jual kami rakyat ini di luar negeri, padahal kami tidak tahu apa-apa. Kalau memang peduli Papua, mari pulang kampung dan bangun Papua," tuturnya dengan nada tegas.
Menurut Soleman, rakyat Papua hanya ingin ada pembangunan dan tidak lagi memikirkan kemerdekaan. "Jadi kalau ada yang mengklaim bahwa rakyat Papua menginginkan kemerdekaan, itu hanya klaim segelintir orang yang mengatasnamakan OPM. Sebab, sesungguhnya seluruh rakyat Papua mengakui bagian dari NKRI dan hanya ingin ada pembangunan," ucapnya.
Demikian juga ditegaskan Yakob Kamar, Ondoafi Kampung Skowpro Perbatasan RI, bahwanya rakyat di Papua menginginkan pembangunan, bukan yang lain-lain.
"Kami hanya mau kampung kami dibangun, kami tidak ada pikiran lagi untuk merdeka, puluhan tahun pikirin itu, hasilnya nol tidak terbukti," beber Kamar.
Perlu diketahui bahwa kelompok Beny Wenda tokoh pejuang OPM di Inggris, beberapa hari lalu menggalang dukungan kemerdekaan Papua melalui petisi online di https://secure.avaaz.org/en/petition/SecretaryGeneral_of_the_United_Nations_Antonio_Guterres_End_the_Genocide_in_West_Papua/?pv=24.
Beny Wenda menargetkan meraih 10,000 tanda tangan pada Agustus 2017. Selanjutnya petisi itu akan dibawa berenang sejauh 69 km di Danau Jenewa untuk kemudian disampaikan ke Sekjen PBB. Dua hari sejak petisi diluncurkan lebih dari 810 dukungan terkumpul.
Sumber:papuapos
Posted By :admin.