Dian panggil saja saya dengan sebutan itu, gadis desa
dari daerah pedalaman kampung yang belum tau apapun,yaitu: wamena kampung abusa, jau dari kota ,berterimakasih
kepada Allah dengan segala pengalaman pahitku di masa lalu, terlahir
didaerah yang terpencil jauh dari kota, di besarkan dari lingkugan yang
mengharapkan anaknya untuk menghasilkan uang, tanpa harus bersekolah
terlebih dahulu, pilihan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, lulus
dari Smp tidak punya keinginan untuk melanjutkan sekolah ,inget kata
nenek moyang, " Perempuan mau sekolah setinggi apapun tetep kantornya
adanya di dapur", hmmmm apa iya, semua berkata seperti itu, pikirku
pendek saya menyetujui pikiran nenek moyangku, bodoh memang, tanpas
sekolah saya mau jadi apa, mengharapkan pengeran tampan melamarku dengan
sekarung berlian, dan membawa kereta kencana, mirip seperti dongeng yg
di ceritakan mamaku, ditunggu tunggu pangeran tanpan tak kunjung
datang, yang datang malah pangeran kodok, bawa sekarung gabah, dengan
memakai truk, syukur kalo truk itu punya dia, lah itu juga yang punya
majikannya,
Dengan pedenya dia melamar aku yang berpacaranpun tak pernah, hanya
bermimpi berharap pacarku nanti mirip irgi fahrezi tapi apalah daya
mimpi di siang bolong, dikampung yang mrirp seperti irgi kan gak pernah
ada, adanya ya kayak ikuu ora jelas ora karuan petantang petengteng,
ngomongnya ngalor ngidup, badan kayak cacin kepanasan malu-malu tapi
malu-maluin, bingung aku juga mau menerima apa nggak, mamak sudah bilang
aku itu udah untung ada yang mau ngawinin, orang desa, orang gak punya,
kagakmau sekolah, cakep juga nggak ( waktu itu sich memang belum cakep,
tapi sekarang paling cakep seantero jagat). kedatangan dia untuk
mengenal lebih jauh tidak berhasil, karna aku masih kecil kepikiran akan
menikah muda membuatku tak enak makan dan tak enak tidur, sakit perut
yang menjadi-jadi sampai janji mamaku dengan calon menantunya di
batalkan karna ku harus di bawa ke rumah sakit untuk belama-lama di
sana, memang dasar tidak jodoh alhamdulilah tidak menjadi nyonya supir
truk bersyukur banget dah hahahahahahahah tertawalah aku dengan lantang
meskipun perut sakit kagak nahan.
Disinilah kisahku dimulai, yang membuatku berfikir keras orang
tuaku kehabisan uang untuk membiayai rumah sakit yang begitu mahal dia
tidak pernah cerita berapa besarnya biaya itu, tapi saya sudah membaca
dari raut muka mereka yang berkomikasi melalui air matanya, sepulang
dari rumah sakit saya ingin memutuskan untuk berkerja apapun untuk
mengganti biaya rumah sakit tersebut, bekerja di luar negri sebagai TKW,
atau mencari peluang di jakarta, hanya ada tawaran pembantu dan cafe,
saya memilih tawaran kafe waktu itu, kafe itu apa sich restoran apa
warung nasi, kalau tak ku coba kita tak akan tau, bergegaslahlah saya
dengan senangnya pegi ke jakarta, bahagia sekali bakalan kerja di
restoran,makan enak jalan- jalan di jakarta lihat monas ancol, dan taman
mini, itu saja yang ada di pikiranku, tapi apa daya tetap orang desa
yang tak tau apa-apa belum mengerti apa itu jakarta dan isinya apa,
setelah saya masuk kedalam ruang lingkup pekerjaan baruku, saya mulai
aneh dengan keganjalan yang ada di dalamnya, prempuan dengan pakaian
sexi dandan menor, sayakan baik hati dan beriman tetap diterapkan dalam
pikiran positive saya, hmmm mungkin anak-anak kota selalu pakaian yang
seperti wajar beda dangan yang kaya di kampung, cuma pakai rok panjang
lengan panjang, benar-benar asing orang yang ada di sekitarku kalo gak
ditanya ya gak bakalan ngomong, ternyata ada satu ibu yang sudah
setengah baya, denga panggilan mami saya di ajarkan berpakaian, dandan
makup, dan perawatan tubuh, saya mulai curiga dengan apa yang di di
kerjakan mereka, setelah saya di rias sudah cukup cantik dan berpakaian
bagus saya di kenalkan kepada laki-laki paruh baya dengan banyak uang,
dia mulai memegang pundak saya, lalu ibu itu biang "sudah kamu jangan
takut dia bos kamu di sini, masih dengan pikiran positive saya " oh ini
toh bos saya, dia akan menggaji saya, saya harus berbuat baik," malam
sudah larut mata mulai ngatuk ibu itu menyuruh saya untuk istirahat
setelah dia menganalkan saya kepada semua temannya,ada beberapa teman di
sana bertanya asal dan yang lainnya dan tentunya mereka memberitahukan
kepada saya apa yang akan saya kerjakan saat ini , apakah saya sudah tau
pekerjaan apa yang akan saya kerjakan saat ini,,,, mereka memberitau
dengan detilenya, saya hanya bisa mendengar tanpa bisa mengatakan
sepatah kata apapun gemetaran tubuh saya, merinding bulu kuduk saya,
jantung berdetuk sangat cepat darah mengalir terlalu keras, mataku tak
kuat menampung air mataku, ingin menangis tapi berusaha sabar di depan
mereka, bermalam- aku tak bisa tidur kangen orang tua, kampung halaman
mamak ku bapaku mereka selalu menghubungiku menanyakan kabar, betah gak,
makannya cukup gak, tidurnya gimana, kerjaannya bagus apa nggak, dengan
mengharapkan mereka tenang saya hanya bisa berbicara yang indah-indah,
di dalam hati ini saya menjerit, pilihan hidup yang salah, tuhan
mengirimku takdir yang tidak sesuai dengan keinginanku, kata ustad saya
berbuat dosa itu dilarang tapi kenap tuhan mengirimku ketempat seperti
ini, apa dosa saya, apakah ini takdir saya, sebenarnya saya malas
mebicarakan tentang apa pekerjaan itu bagiku,
Karna saya belum dapat melayani tamu seperti yang lainnya karna saya masi perawan saya hanya menemai kalau mereka bernyanyi, tangan jahil merka sungguh membuatku menangis dan berteriak, apa yang aku lakukan, berbulan berlalu tawaran begitu banyak untuk para pemburu perawan, aku muak dengan lingkungan ini yang kupikirkan bagaimana caranya saya keluar dari sini, lari dari semua ini.
Sampai akhirnya saya mengenal laki-laki tampan yang begitu peduli dengan aku, perhatian yang membuatku terpesona, saya jatuh cinta dengan laki-laki ini
curhatan gadis desa.
editor: frengky
Posted:kansaslege.